Senin, 03 Mei 2010

Wajah Sepak Bola Tanah Air





Sejarah sepak bola kita dahulu masih patut kita banggakan, kita masih bisa bicara dikawasan asia bahkan team sekelas jepang masih dibawah kita secara kualitas dan skill. Saya masih ingat ketika dahulu tim nasional kita menghajar jepang 3–0 tanpa balas. Kenapa sekarang berbalik 3600 tim nasional kita tidak pernah lagi bisa memenang pertandingan jika melawan team jepang, jangankan memenangkan pertanding untuk bisa mencapai hasil imbang saja team nasioanal kita harus berjuang mati – matian plus keberuntungan. Yang lebih menyakitkan lagi bagi pecinta bola tanah air bahwa team nasional kita sekarang untuk menghadapi team yang dari kawasan asia tenggara saja sudah sangat kusulitan dan juga sering mengalami kekalahan dibandingkan kemenangannya. Entah apa yang sedang terjadi dengan sepak bola kita dimana prestasinya dari tahun ke tahun semakin menyedihkan…???
Saya selaku pecinta team nasional bener – bener sangat prihatin dan sedih karena saya tidak bisa berbuat apa – apa dan hanya bisa mencurahkan unek – unek saya lewat coretan yang tidak bermutu ini. Sebenarnya akar permasalahannya itu apa..?? Kok bisa jadi seperti ini..!!!apa pada PSSI selaku institusi yang menaungi sepak bola kita atau club - club selaku Pembina secara langsung dari pemain sepak bola kita atau yang lainnya…perlu kita fikirkan dan cari solusinya seperti apa supaya sepak bola kita bisa bicara di pentas dunia. Sekarang apa sebutan yang pantas buat sepak bola tanah air hancur atau ajur..hehe… anda pasti udah tau sendiri..!!
Bagaimana bisa berrprestasi kalau pemain team nasional kita orangnya itu – itu saja tidak ada perubahan meskipun pemain tersebut penampilannya sedang tidakbaik tetep saja dipakai atau memang gak ada pemain yang lain di Indonesia…?
Terus bagaimana dengan pembinaan yang dilakukan PSSI berhasil apa tidak progam yang dilakukan kalau berhasil kenapa dari segi pemain tidak ada perubahan. Tolong pengurus PSSI harus mawas diri kalau tidak mampu mundur saja tunjukkan sikap yang gentlemen.
Dilain pihak mungkin ini yang dinamakan hukum karma buat sepak bola Indonesia. Bagaimana tidak seorang yang tersangkut masalah hukum bisa tetap memimpin padahal berdasarkan peraturan FIFA selaku otoritas tertinggi sepak bola dunia melarang adanya pemimpin yang tersangkut malah hukum untuk memimpin dan harus diganti tapi dinegara kita tidak …pokoknya lucu dech..hehe. para pengurus PSSI sibuk bangaimana mengatur, mengubah dan mengulur waktu untuk yang bersangkutan selesai menyelesaikan hukumannya dan sepak bola kita dipimpin dari dalam jeruji besi…duch biyung kok gatel wetengku…hahahaha.
Tadi semua dilihat dari buruknya manajemen sekarang dari progam yang dijalankan. Kenapa dari dulu progam pengiriman timnas junior untuk berlatih keluar negeri tetep saja dipakai padahal program tersebut dari dulu sampai sekarang manfatnya tidak begitu besar jika dibandingkan dengan biaya besar yang harus dikeluarkan…!! Apa tidak ada idea yang lain atau cara yang lain..??apa tidak sebaiknya kita berangkatkan secara individu saja untuk berlatih keluar negeri semisal untuk menimbah ilmu di club – club luar negeri yang memiliki pembinaan sangat baik seperti Barcelona, mancester, ajax Amsterdam, AC Milan atau yang lainnya. Karena kalau memberangkatkan satu team dari semua pemain tersebut tidak mungkin semuanya akan jadi pemain yang bagus paling cuma satu dua saja yang jadi pemain yang bagus selain itu yang lebih penting biayanya mahal. Mungkin ini sekedar saran dan wacana saja dan untuk pencari bakat atau pelatih timnas dibawah 17 tahun kalau bisa memakai pelatih asing atau pencari bakat asing yang lebih kapasitas dan kualitas, karena sejak dini dasar dan mental yang baik ditanamkan.
Lepas dari pembinaan pemain usia dini kita melihat bagaimana pengelolaan liga Indonesia yang amburadul dan tidak tegas dan konsistennya PSSI. Saya mungkin kecewa dengan komisi displin yang menghukum persebaya begitu berat padahal semua team di Indonesia itu suporternya selalu buat kerusuhan kenapa hanya persebaya saja, apalagi sampai harus mendirikan kantor cabang komdis disurabaya..hehe. saran saya yang tegas dong masak kesalahan selalu dinego seberapa berat hukumnya, kalau terus seperti ini slalu mengeluarkan keputusan tapi tidak ada yang mematuhinya terus mau jadi apa, jangan asal buat keputusan, yang berkualitas donk komdis…!!
Selama ini saya terus mengikuti setiap pertandingan liga Indonesia baik secara langsung maupun lewat televise sebenarnya yang bikin kerusuhan itu supporter yang dipancing dan diawali oleh kepemimpinan wasit yang sangat - sangat BURUK SEKALI, sebenarnya para wasit yang ditugaskan PSSI tersebut mengetahui tidak aturan permainan sepak bola, apalagi assisten wasit atau penjaga garis gak tahu harus bilang apa saya intinya itu AJUR. Nampaknya harus ada perbaikan yang sangat mendasar pada sector perwasitan karena kalau tidak kerusuhan demi kerusuhan akan terus terjadi. Kalau seperti ini mana ada investor yang mau menanamkan modalnya dalam sepak bola.
Semoga saja para pengurus PSSI sadar dan sepak bola kita bangkit dari keterpurukun, para pelaku dan pecinta bola tanah air bersatu untuk memajukan sepak bola kita…tetep semangat dan kerja keras demi kemajuan sepak bola Indonesia.